Pokok Pikiran Filsafat Potisivisme Auguste Comte

Senin, 19 Desember 2011

Comte adalah orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi (Pickering,2000: Turner, 2001) ia membawa pengaruh besar pada beberapa orang teoretisi sosiologi yang lebih kemudian (khususnya Herbert Spencer dan Emile Durkheim). Ia percaya bahwa studi sosiologi haruslah ilmiah, sebagaimana yang telah dirintis teoretisi klasik dan sosiolog-sosiolog kontemporer (Lenzer, 1975).
Comte sangat terusik oleh anarki yang berlangsung di tengah-tengah masyarakat Prancis dan bersikat kritis terhadap pemikir yang menumbuhkembangkan pencerahan dan revolusi ia mengembangkan pandangan ilmiahnya, “positivisme” atau “filsafat positif”, untuk menyerang apa yang dipandangnya filsafat negative dan destruktif dari pencerahan. Comte sejalan, dan dipengaruhi oleh pemikir khatolik kontrarevolusi Prancis (khususnya de Bonald dan de Maistre).Namun, karyanya dapat dibedakan dari pandangan kedua orang tersebut paling tidak karena dua alasan.Pertama, menurut pendapatnya, tidak mungkin kembali lagi ke zaman pertengahan; kecanggihan ilmu pengetahuan dan industry menjadikannya mustahil.Kedua, ia mengembangkan sistem teoritis yang jauh lebih canggih daripada pendahulunya, sebuah sistem teoritis yang cukup untuk membangun sosiologi awal.
Meskipun Comte memberikan istilah positivisme, gagasan yang terkandung dalam kata itu bukan dari dia asalnya. Masyarakat positivis percaya bahwa masyarakat merupkan bagian dari alam dan bahwa metode – metode penelitian empiris dapat dipergunakan untuk menemukan hukum – hukum yang sudah tersebar luas di lingkungan intelektual diman Comte hidup. Tetapi sementara kebanyakan kelompok positivis berasal dari kalangan orang – orang yang progresif yang berekad mencampakkan tradisi – tradisi irasional dan memperbaharui rakyat dengan hukum alam sehingga menjadi lebih rasional, Comte percaya bahwa penemuan hukum – hukum alam itu akan membukakan batas – batas yang pasti melekat (inherent) dalam kenyataan sosial, dan melampaui batas – batas itu  usaha pembaruan akan merusakkan dan menghasilkan sebaliknya.
Comte melihat perkembangan ilmu tentang masyarakat yang bersifat ilmiah ini sebagai puncak suatu proses kemajuan intelektual yang logis melalui mana semua ilmu – ilmu lain sudah melewatinya. Kemajuan ini mencakup perkembangan dari bentuk pemkiran teologis, metafisis yang pada akhirnya samapi terbentuknya hukum – hukum ilmiah yang positif. Bidang Sosiologi (Fisika Sosial) adalah paling akhir melewati tahap – tahap ini, karena pokok permasalahnnya lebih kompleks daripada yang terdapat dalam ilmu fisika dan biologi.
Mengatasi cara – cara berfikir mutlak yang terdapat dalam tahap – tahap pra-positif, menerima kenisbian pengetahuan kita secara terus menerus terbuka terhadap kenyataan – kenyataan baru merupakan ciri khas yang membedakan pendekatan positivis yang digambarkan Comte

0 komentar:

Posting Komentar